You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Desa Dagan
Desa Dagan

Kec. Solokuro, Kab. Lamongan, Provinsi Jawa Timur

Profil Desa -- selengkapnya...

Situs Sejarah Desa Dagan : Makam Pahlawan Nasional

ADMINISTRATOR 27 Mei 2019 Dibaca 544 Kali
Situs Sejarah Desa Dagan : Makam Pahlawan Nasional

WARTADESA. Salah satu cagar sejarah desa Dagan adalah makam pahlawan yang berada di tepi jalan raya dengan icon menara berwarna putih yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan sebutan makam mbah yai Amin. Makam Pahlawan ini sejak lama dikeramatkan oleh masyarakat desa Dagan karena alasan historis dibalik kisah mengharukan wafatnya 3 sosok yang bersemayam di komplek makam tersebut.

Tentang 3 tokoh didalam komplek makam Pahlawan di Desa Dagan, Wartadesa merangkum keterangan dari berbagai sumber, dan berikut penjelasanya :

1. KH.Mohammad Amin Musthofa

Lahir pada tahun 1910 M di Desa Kranji, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, putra ke-7 dari KH. Musthofa Abdul Karim (pendiri Pondok Tarbiyatut Tholabah Kranji) dan Nyai Hj. Aminah. KH.Amin Musthofa mendirikan Madrasah al-Islam wa al-Iman di tepi utara desa Tunggul Kec.Paciran dengan kelas Shifr Ula dan Shifr Tsani. Madrasah ini kemudian diganti namanya menjadi Al-Amin untuk mengenang jasa pendirinya sekaligus sebagai bentuk taf'ul kepada nama sang pendiri. Dalam pertempuran perang kemerdekaan pada Agresi Militer Belanda ke-2, KH.Amin diangkat sebagai Komadan Hizbullah untuk wilayah Paciran dan sekitarnya.

2. K.H. Ahmad Muhtadi Musthofa

Lahir pada tahun 1908 di DesaKranji, putra ke-6 dari KH. Musthofa. yang sekaligus merupakan kakak kandung dari KH.Amin Musthofa, Beliau mondok di Pesantren KH.Hasyim Asyari Tebuireng Jombang dan menghafal Alquran di Pondk Seblak asuhan KH,Mahfudz Jombang. KH. Muhtadi berkiprah dakwah di wilayah Sendangagung memalui madrasah salafiyyah al-islamiyyah, yang kemudian dikenal dengan nama Pondok Pesantren AL-Muhtadi pada tahun 1972 sebagai peghormatan dan mengenang jasa para pendirinya.

3. Modin Klayar (Sidokelar)

Belum diketahui profil selengkapnya, namun menurut data yang kami rangkum, beliau adalah salah seorang tokoh agama yang turut disekap oleh tentara Belanda di komplek Bewono Paciran karena dianggap melakukan perlawanan pada saat Agresi Militer dan terlibat dalam pemberontakan di wilayahnya.

  • TRAGEDI PENEMBAKAN DI DESA DAGAN

Pada bulan Juli 1949, gerombolan militer Belanda mulai masuk ke desa untuk membumi hanguskan bangunan dan memburu para pemberontak di desa Dagan, untungnya masyarakat Dagan bersikap kompromis saat itu, sehingga hanya beberapa bangunan saja yang dibakar oleh tentara Belanda.

Tepat pada Sabtu pon, tanggal 13 Ramadlan 1368 H atau 9 Juli 1949 M Pasukan Militter Belanda dari wilayah Paciran datang membawa tawanan yang terdiri dari para Ulama dan santri, diantaranya adalah KH.Muhtadi dan dan KH. Amin, dua orang Kakak beradik yang merupakan komandan Laskar Hizbullah.

Disuatu tempat di tepi jalan utara desa Dagan (sekarang komplek Madrasah Ma’arif NU Dagan), K.H.Muhtadi, KH. Amin bersama Modin desa Klayar, Sehat dari Sendangagung kampung Gerdu Sarang, Reso dari Sendangagung Kampung Setuli dan dua orang lagi yang sampai sekarang masih menjadi misteri, dibantai (ditembak mati) oleh Belanda.

Setelah beliau semua gugur, dengan disaksikan oleh pemuda kecil bernama Qomari, putra dari modin Dagan, akhirnya jenazah beliau semua itu dikuburkan oleh masyarakat desa Dagan dengan ditempo satu jam. Untuk itu masyarakat desa Dagan menggali dua lubang yang berjajar dengan jarak ± 3 meter, lubang barat untuk mengubur KH. Amin, K.H. Ahmad Muhtadi dan modin Klayar. Lubang timur untuk mengubur Reso, Sehat dan dua orang teman lagi yang samapi terbitnya buku ini nara sumber dan penulis masih belum tahu siapa beliau berdua itu.

Mengingat beliau semua itu gugur di dalam membela kemerdekaan negara Republik Indonesia, maka makam beliau ditetapkan oleh pemerintah sebagai Taman Makam Pahlawan.

Di masa pemerintahan Orde Baru sekitar tahun 1980-an semua kerangkan pahlawan kemerdekaan RI wilayah Lamongan digali dan dikumpulkan di Taman Makam Pahlawan Kabupaten Lamongan, namun pihak keluarga menolak, dengan alasan :

  1. Karena K.H. Ahmad Muhtadi adalah seorang hafidh (hafal Al-Qur’an) dikhawatirkan jasadnya masih utuh.
  2. Agar supaya pihak keluarga, sanak famili, para santri (murid-muridnya), masyarakat Sendangagung dan sekitarnya bila ingin menziarahi makam beliau tidak terlalu jauh.

Dengan dua alasan yang sangat kuat yang diajukan oleh pihak keluarga kepada pemerintah itu maka pihak pemerintah menerima dan mengabulkan permintaan keluarga. Akhirnya tidak jadi dibongkar untuk dipindah ke Lamongan tetapi tetap saja di pemakaman semula, yaitu desa Dagan Kecamatan Paciran (Sekarang wilayah Kecamatan Solokuro)

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image