You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Desa Dagan
Desa Dagan

Kec. Solokuro, Kab. Lamongan, Provinsi Jawa Timur

Profil Desa -- selengkapnya...

Desa Dagan Lawan Covid-19 melalui Vaksinasi

MAT KASNO 03 Juli 2021 Dibaca 288 Kali
Desa Dagan Lawan Covid-19 melalui Vaksinasi

Berbagaia upaya telah dilakukan pemerintah desa Dagan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Salah satunya dengan mendukung program vaksinasi. Vaksinasi gelombang 2 bagi tenaga pendidik dan lansia telah dilaksanakan sejak awal Juni berlokasi di balai desa. Vaksinasi dilakukan melalui dua tahap yakni Tahap I pada 3 Juni dan tahap II pada Kamis (1/7) . Peserta vaksin mencapai ±190 peserta namun jumlah tersebut menurun saat vaksinasi tahap kedua. Padahal vaksin harus dilakukan secara sempurna untuk mendapatkan kekebalan tubuh yang optimal (sekitar 85%). Berdasarkan keterangan Abdul Wahid, koordinator tim tenaga kesehatan dari Solokuro, jika seseorang hanya menerima vaksin satu kali maka kekebalan tubuh yang terbentuk kurang dari 50% .Untuk itu penting bagi warga melakukan tahapan vaksin secara menyeluruh.

Pemberian dosis pertama dan kedua juga harus diberi jarak. Kalau cinovac jaraknya 4 minggu atau 1 bulan. Kalau Astrazeneca itu 12 minggu atau 2,5 bulan. Lha saat ini vaksin yang diberikan ke warga desa Dagan menggunakan vaksin sinovac. Bedanya sinovac dan astrazeneca itu pada efek sampingnya. Kalau sinovas efeknya pusing, capek, ngantuk atau mual. Kalau astrazeneca efeknya demam tapi demamnya itu khas yaitu demam seperti menggigil” jelas Wahid sembari mempersiapkan obat vaksin.

Berdasarkan penuturan Wahid yang juga merupakan ahli media keperawatan, vaksin bertujuan untuk membentuk kekebalan individu dan kekebalan kelompok terhadap Covid-19. Sehingga vaksin sangat penting dilakukan, khususnya bagi daerah dengan mobilitas tinggi. Senada dengan Wahid, kepala desa dagan Warjidan juga menyatakan tujuan vaksin untuk mencegah penyebaran Covid-19 di desa Dagan.

Pelaksanaan vaksin sendiri mempunyai beberapa teknis yang ketat. Setiap peserta wajib membawa foto copy KTP 1 lembar. Peserta yang datang diarahkan ke meja 1 untuk melakukan absensi dengan tanda tangan. Peserta juga diminta untuk mengisi nama dan no. Hp yang masih aktif. Pengisian nomor HP harus diperhatikan karena berkaitan dengan pemberian setifikat vaksin. Kemudian ke meja 2 untuk verifikasi data, yakni apakah peserta sudah terdaftar sebagai peserta vaksin atau belum. Jika peserta belum terdaftar maka akan dilakukan pendataan secara online. Kemudian ke meja 3 untuk screening atau penyaringan sasaran. Termasuk dilakukan mengecekan tensi darah untuk memastikan peserta dapat divaksin atau tidak. Di meja 4 peserta akan mendapatkan suntikan vaksin.

Setelah divaksin peserta diobservasi dulu apakah ada reaksi atau tidak. Misalnya reaksi alergi atau shock. Baru setelah nya peserta boleh pulang dengan membawa lembar hasil vaksinasi. Peserta juga akan mendapatkan sms verifikasi sertifikat vaksin dari 1199. Kalau tidak ada sms tapi sudah vaksin maka dapat menghubungi akun pedulilindungi dengan memasukkan nomor hp yang sudah didaftarkan”  jelas Wahid disela-sela melakukan suntikan terhadap salah satu peserta vaksin.

Meskipun vaksinasi mempunyai tujuan yang jelas dan prosesnya dilakukan secara ketat namun tidak semua warga setuju vaksinasi. Warga yang setuju vaksin berpendapat bahwa vaksin adalah salah satu usaha untuk terhindar dari Covid-19.

Ya sebagai ikhtiar saja. Awalnya saya juga ragu karena banyak berita yang tidak enak tentang vaksin atau tentang covid ini. Tapi saya mengacanya ke ustaz dan para kiai. Pak kiai saja mau divaksin apalagi saya gitu. jadi ya bismillah” ungkap Muhartatik, salah satu peserta vaksin dan guru di MI Mambaul Ulum Dagan.

Vaksin sendiri memang mempunyai beberapa efek. Sebagaimana yang dialami oleh Dewi, salah satu peserta vaksin gelombang 2 desa Dagan. Dewi mengaku mengalami batuk, demam dan flu pasca vaksinasi.

itu saya rasakan H+3 setelah vaksin dosis pertama. Demamnya berlangsung sekitar 2 hari, kemudian disertai batuk dan pilek. Lalu saya tanya ke teman yang jurusan kesehatan, katanya efek itu normal karena tubuh kita sedang adaptasi dengan vaksinnya. Jadi gak papa”.

Program vaksinasi masyarakat desa Dagan belum sepenuhnya berhasil. Karena kekebalan kelompok yang dibutuhkan untuk melawan Covid-19 harus mencapai 50-70%. Misalnya jumlah warga desa Dagan mencapai 1000 orang maka yang sudah divaksin minimal 500-700 orang. Di akhir wawancara Wahid juga memberikan beberapa tips untuk meningkatkan antusias warga desa Dagan terhadap vaksinasi.

Pertama-tama harus ada edukasi ke masyarakat. Nah edukasi ini juga bisa melibatkan lintas sektor seperti tokoh masyarakat, tokoh agama dan jajaran desa mulai dari perangkat desa sampai Rt/Rw. Lalu bagi para kader pemuda seperti karang taruna itu juga harus aktif tanya ke puskesmas tentang vaksin. Baik lewat telfon atau datang langsung. Jadi harus jemput bola seperti itu

(Fat/Mei)

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image